TUGAS
INDIVIDU
ETIKA DAN NILAI LINGKUNGAN
JEJAK EKOLOGIS PRIBADI
Oleh:
RENI SELVIANA
13.13101.10.03
Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Ir. H. Supli Effendi Rahim, M.Sc
PROGRAM PASCA
SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA
PALEMBANG
TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN
Sebuah pendekatan yang baru-baru ini
populer dengan Ecological Footprint menjadi alat ukur yang mengkaji
tingkat konsumsi manusia dan dampaknya terhadap lingkungan. Konsep "jejak
kaki ekologis" (Ecological Footprint) diperkenalkan pada tahun
1990-an oleh William Rees dan Mathis Wackernagel (Wackernagel and Rees, 1996).
Ecological Footprint mengukur
permintaan penduduk atas alam dalam satuan metric yaitu area global
biokapasitas. Dengan membandingkan Ecological Footprint dengan ketersediaan
kapasitas biologis bumi, analisis Ecological Footprint menyarankan
apakah pemanfaatan lahan pertanian, hutan, peternakan, lahan energy itu dapat
dilanjutkan.
Pada 2001 kapasitas lahan kehidupan
(biocapacity) bumi hanyalah 11.3 miliar global hektare, yang hanya
merupakan seperempat permukaan bumi atau hanya memberi jatah paling tinggi 1,8
gha per orang. Adapun WWF (2005) pernah menghitung bahwa rata-rata per kapita
jejak ekologi per orang di bumi adalah 2,2 gha, artinya selama ini, secara
rata-rata penduduk bumi mengalami defisit 0,4 gha.
Rata-rata jejak ekologi tertinggi
per kapita penduduk Amerika Serikat (9,5 gha), Inggris (5,45 gha), dan (Swiss 4
gha), sedangkan Indonesia diperkirakan rata-rata 1,2 gha. Adapun jejak ekologi
terendah adalah Bangladesh, dengan rata-rata 0,5 gha. Pendekatan ini
menunjukkan bahwa semakin kaya suatu negara dan bangsa, semakin besar jejak
ekologi mereka dalam menguras sumber daya di bumi. Dengan demikian, kapasitas
yang diperlukan dengan gaya hidup negara-negara maju jauh lebih boros, sehingga
untuk bangsa Amerika guna memenuhi gaya hidup mereka diperlukan 9,5 planet
setara dengan bumi, sedangkan warga Inggris memerlukan lima planet dan pola
jejak ekologi rakyat Swiss memerlukan empat planet lagi. Jadi gaya hidup mereka
di negara-negara kayalah yang menjadi penekan kemampuan bumi dalam menyediakan
suplai sumber daya alam.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ekological Footprint
1.
Pengertian
Ecological Footprint adalah alat
bantu untuk dapat kita pergunakan dalam mengukur penggunaan
sumberdaya dan kemampuan menampung limbah dari populasi manusia dihubungkan
dengan kemampuan lahan, biasanya dinyatakan dalam hektar. Ecological
Footprint dapat digunakan sebagai ukuran prestasi kita dalam mendukung
keberlanjutan bumi ini, dan menjadi indikator terbaik dan efisien dalam
mendukung keberlanjutan kehidupan. Alat ukur ini menjadi penting dalam konteks
untuk mengetahui apakah kegiatan konsumsi yang kita lakukan masih dalam batas
daya dukung lingkungan ataukah sudah melewatinya, dengan kata lain masih dalam
surplus ataukah sudah dalam defisit (penurunan kualitas) ekologi.
Ecological Footprint secara
sederhana dapat ditentukan dengan menelusuri berapa besarnya konsumsi
sumberdaya alam (baik berupa produk ataupun jasa), serta sampah yang kita
produksi dan disetarakan dengan area permukaan bumi yang produktif secara
biologis dalam satuan luasan hektar (ha).
2.
Konsep Ecologi footprint
·
Tapak ekologi (Ecological
Footprint) adalah konsep untuk mencermati pengaruh manusia terhadap
cadangan dan daya dukung bumi.
Memahami tapak ekologi memungkinkan
untuk melihat seberapa besar kekayaan alam (‘renewable’) yang masih tersisa, dan seberapa besar pengaruh
konsumsi manusia terhadap ketersediaannya.
Tapak ekologi atau ecological footprint adalah perangkat
analisis untuk mengukur dan mengomunikasikan dampak pemanfaatan sumber daya
pada lingkungan.
Komponen yang dianalisis dalam tapak
ekologi adalah penggunaan energy langsung.
·
material dan limbah
·
pangan
·
transport personal
·
air
·
bangunan
3. Perilaku
konsumen
Jika manusia (secara keseluruhan, kaya ataupun miskin) menjadi tertuduh
atas penyebab kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, apa yang bisa dilakukan.
Sekarang ini target yang dilakukan oleh para pembela lingkungan adalah
bagaimana sesegera mungkin orang dapat mengubah pola gaya hidup dan perilaku.
Ada empat faktor yang diperkirakan dapat menentukan perubahan bagi perilaku
manusia, baik secara individual maupun kolektif yaitu :
a. Nilai-nilai
moral dan budaya didalamnya termasuk nilai keagamaan yang mengkristal.
Dengan
keyakinan, seseorang akan terdorong untuk tidak cenderung merusak atau melakukan sesuatu berlebih-lebihan. Misalnya
agama sangat menganjurkan manusia tidak berlaku boros dan bertindak mubazir. Di
lain pihak, budaya pula yang dapat mendorong atau menahan seseorang berperilaku
konsumtif dan hedonis.
b. Pendidikan,
yang diharapkan mampu meningkatkan kapasitas seseorang, baik individu maupun
kolektif, dalam menyikapi dan mengubah diri untuk mendukung gaya hidup yang
lebih ramah lingkungan.
c. Perundang-undangan atau aturan dan tata kerja yang
jelas, yang mendorong manusia tidak akan secara sembrono menguras sumber daya alam.
Kealpaan dalam menerapkan sistem legal ini sangat krusial dan pernah terjadi di
Indonesia, sehingga tidak ada ketentuan dan pembatasan kepemilikan hak
pengusahaan hutan. Seorang taipan pernah diperbolehkan menguasai konsesi hingga
5 juta hektare dan berhasil mempercepat pengurasan sumber daya kemudian
menimbulkan kerugian negara.
d. Harga pasar, yang mendorong seseorang bergerak
mengeksploitasi sumber daya guna mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya.
Contoh yang baik sekarang ini tengah terjadi. Ketika crude palm oilmeninggi,
animo dan nafsu para investor serta pelaku bisnis akan lebih agresif guna
membuka kebun-kebun sawit baru, sehingga mereka harus menggusur hutan-hutan
alam yang mempunyai nilai ekonomi dan ekologi jangka panjang serta bermanfaat
di masa yang akan datang.
Lebih dari itu, sesungguhnya pasar juga bisa memberikan peluang dan dapat
mendorong perilaku konsumennya agar bertindak ramah lingkungan. Gerakan inilah
yang dilakukan oleh Wal Mart, misalnya, dengan cara hanya menjual bola listrik
hemat energi. Retailer yang memiliki 100 juta pelanggan ini mendorong
konsumennya agar mengganti bola lampu berkekuatan 60 watt dengan lampu fluorescent
yang berkekuatan 13 watt (karena daya terang yang sama). Walaupun lampu ini
lebih mahal (Rp 20-30 ribu per buah), bola ini mampu bertahan 8-12 lebih lama
dibanding lampu biasa.
Jika dihitung, lampu hemat energi ini mampu menghemat sekitar Rp 300 ribu
sepanjang pemakaian dibanding bila menggunakan lampu biasa. Retail raksasa
Amerika ini juga menghitung, satu bola lampu fluorescent akan menghemat
setengah ton gas rumah kaca yang akan dilepaskan ke udara. Perhitungan lebih
lanjut adalah perubahan perilaku konsumen tersebut dapat mengefisienkan 10 juta
ton batu bara yang dibakar dari pembangkit listrik dan mencegah 20,5 juta ton
gas rumah kaca yang terbuang atau sama dengan pencegahan penggunaan 700 ribu
mobil yang membuang gas rumah kaca ke udara.
Penghitungan ekologi Footprint selalu didasarkan dengan lima asumsi (Venetoulis
dan Thalberth, 2005) sebagai berikut :
1.
Sangat mungkin menelusuri jejak hampir seluruh sumber
daya yang dikonsumsi orang dan limbah yang dihasilkannya. Informasi ini dapat
ditemukan di kantor statistic.
2.
Hampir semua sumber daya dan aliran limbah dapat
dikonfersi menjadi area produktif biologis yang dibutuhkan untuk memelihara
aliran tersebut.
3.
Perbedaan area dapat diekspresikan dalam satu unit
yang sama (hektar atau are)yang disebur dengan skala proporsional produktivitas
biomassa.
4.
Sesudah setiap ukuran lahan distandarisasi yang
menunjukan jumlah yang sama dari produktivitas biomassa, maka dapat ditambah
dengan jumlah permintaan yang ditunjuk oleh manusia.
5.
Area bagi total untuk permintaan manusia ini dapat
dibandingkan dengan jasa ekologis yang ditawarkan alam, saat itulah kita dapat
menaksir area produktif diatas planet.
Rincian asumsi untuk menetapkan
kebutuhan lahan perorang adalah :
1.
Kebutuhan
pangan adalah berdasarkan 4 sehat 5 sempurna.
2.
Kebutuhan papan
digunakan standart T 76 perumahan dept. PU :90 m2 untuk keluarga terdiri dari 3
orang atau 20-30 m2 per orang.
3.
Kebutuhan
transfortasi setara 120 kg beras /tahun.
4.
Kebutuhan
energi setara 120 kg beras / tahun.
5.
Kebutuhan untuk
daur ulang (air, CO2, limbah/sampah lainnya) setara dengan 120 liter air/hari
untuk kemampuan hutan mendaur ulang air 0.3 liter air untuk setiap 1 liter
dengan tinggi curah hujan rata-rata 2000-2500 mm dan 56 kg CO2 perhektar hutan
serta keanekaragaman hayati.
Manusia hidup butuh pangan yang didapatkan dari proses budidaya tamanan,
yang butuh lahan yang luas. Luasan lahan pertanian di Indonesia saat ini
mengalami penciutan akibat perubahan fungsi.
Daya dukung bumi (earth carrying capacity) secara spasial berhubungan
dengan ketersediaan lahan dimana suatu komunitas tinggal. Konsep kapasitas daya
dukung bumi tersebut mengukur besaran maksimum populasi yang mampu ditopang
secara berkelanjutan oleh luasan area tertentu di bumi.
PEMBAHASAN
Ecological Footprint adalah alat
bantu untuk dapat kita pergunakan dalam mengukur penggunaan sumberdaya dan
kemampuan menampung limbah dari populasi manusia dihubungkan dengan kemampuan
lahan, biasanya dinyatakan dalam hektar.
Ecological Footprint secara
sederhana dapat ditentukan dengan menelusuri berapa besarnya konsumsi
sumberdaya alam (baik berupa produk ataupun jasa), serta sampah yang kita
produksi dan disetarakan dengan area permukaan bumi yang produktif secara
biologis dalam satuan luasan hektar (ha).
Jejak ekologi adalah satu sistem
yang mengukur seberapa banyak tanah dan air yang diperlukan populasi manusia
untuk menghasilkan sumber yang mereka habiskan dan menyerap limbah yang
dihasilkannya. (Wackernagel & Rees, 1996).
Dari pernyataan diatas dapat saya
jabarkan jejak ekologi hasil dari lembar kerja yang telah saya isi sebagai
perhitungan kasar yg menunjukkan seberapa besar jejak ekologi saya dan
bagaimana pilihan yg saya buat menjadikan jejak ekologis saya menyusut atau
meluas.
a. Transportasi
Saya setiap hari pergi dan pulang ke kampus juga untuk
bepergian bersama keluarga menggunakan kendaraan pribadi baik menggunakan motor
atau mobil.
b. Penggunaan Air
Saya mandi setiap hari 2 kali sehari, setiap mandi
sekitar 10 menit menggunakan air bersih yang berada di bak mandi dengan
menggunakan timba air.
c. Berpakain
Saya menggunakan pakaian sekali sehari, namun kadang-
kadang pakaian yang telah saya pakai tetapi hanya sebentar, besoknya saya pakai
kembali.
d. Rekreasi
Saya melakukan kegiatan olahraga 1x seminggu dan saya
dan keluarga juga pergi rekreasi jalan- jalan ke tempat rekreasi.
e. Makanan
Saya makan setiap hari pada umumnya makan makanan
seperti sayur mayur, lauk pauk dan buah-buahan dari produk lokal yang
dimasak sendiri dan kadang-kadang beli di rumah makan. Saya juga berusaha untuk
menghabiskan makanan yang saya makan, walau kadang-kadang masih tersisa sedikit
kalau sedang tidak nafsu makan.
f. Sampah
Saya membuang sampah dikotak sampah yang tersedia,
dimana sampah pribadi saya sekitar hanya sekotak sepatu saja.
g. Ruang Tinggal
Rumah sebagai ruang tinggal saya digunakan oleh saya
dan keluarga, begitu pula dikantor, saya dan teman-teman kantor menggunakan
satu ruangan.
MENGHITUNG JEJAK PRIBADIKU
Jejak ekologi adalah satu sistem
yang mengukur seberapa banyak tanah dan air yang diperlukan populasi manusia
untuk menghasilkan sumber yang mereka habiskan dan menyerap limbah yang
dihasilkannya. (Wackernagel & Rees, 1996)
Lembar kerja berikut adalah perhitungan
kasar yg menunjukkan seberapa besar jejak ekologi saya dan bagaiman pilihan yg
saya buat menjadikan jejak ekologis saya menyusut atau meluas.
Jejak Ekologis Pribadiku
|
||
No.
|
Hal
|
Skor
|
A.
1.
|
Transportasi
Dengan apa anda bepergian hari ini?
a.) Berjalan
b.) Bersepeda
c.) Naik Angkutan Umum
d.) Menumpang
e.) Naik Kendaraan Pribadi
(Kalikan setiap skor dengan berapa sering hal tersebut dipakai dalam satu
hari dan kemudian ditotalkan)
|
0
5
10
15
30
Sub–Total : 30
|
B.
1.
|
Pemakaian Air
Berapa banyak air yang dipakai ?
a.) Tidak mandi
b.) Mandi, 1-2 menit
c.) Mandi, 3-6 menit 2x 10
d.) Mandi, 10 menit
e.) Mandi dengan satu bath tub penuh
f.)
Mandi dengan air ½ bath tub
g.) Mandi dengan air bekas orang lain
h.) Menggosok gigi dengan air keran tetap mengalir
i.)
Mencukur kumis / jenggot dengan air kran tetap mengalir
|
0
5
20
20
20
10
10
5
5
Sub–Total : 20
|
C.
1.
2.
3.
4.
5.
|
Pakaian
Apakah anda memakai baju lebih dari sekali sebelum dicuci?
a.) Sering
b.) Kadang-kadang 2x 5
c.) Tidak pernah
Saya menggunakan pakaian bekas (diperbaiki)
a.) Ya
b.) Tidak
Saya memperbaiki baju saya sendiri
a.) Ya
b.) Tidak
50% dari baju saya adalah baju turunan
a.) Ya
b.) Tidak
Saya membesihkan dan mengeringkan baju
a.) None
b.) 1-5 lembar
c.) > 6 lembar
|
0
10
10
-5
0
-5
0
-5
0
0
10
20
Sub–Total : 5
|
D.
1.
2.
3.
|
Rekreasi
Mengenali permainan, olahraga, dan aktivitas dimana anda terlibat, pada
hari biasa diwaktu panjang
Seberapa banyak alat yang diperlukan
a.) Tidak ada atau sedikit
b.) Beberapa
c.) Cukup banyak
Seberapa luas lahan yang digunakan untuk bermain dilapangan, dataran es,
kolam renang, untuk memenuhi kebutuhan rekreasi anda?
a.) Tidak ada atau sedikit
b.) Sedang (< 1 hektar)
c.) Cukup besar (> 1 hektar)
Saya menghabiskan uang hari ini untuk belanja (pakaian, baju, peralatan
olahraga, dll)
a.) Tidak ada
b.)
$5
c.)
$10
d.)
>$10
|
0
10
20
0
10
20
0
10
20
1 pt. per dollar
Sub–Total : 40
|
E.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Makanan
Berapa porsi daging yang dimakan sehari ?
a.) 0
b.) 1 porsi
c.) 2 porsi
d.) 3 porsi
Seberapa banyak makan bersisa dipiring ?
a.) Tidak ada
b.) Sedikit
c.) Cukup banyak
Saya mengkonsumsi sisa campuran sayur dan buah
a.) Ya
b.) Tidak
Makanan yang saya makan adalah makanan lokal?
a.) Semuanya
b.) Beberapa
c.) Tidak ada
Makanan yang saya makan adalah produk organik?
a.) Semuanya
b.) Beberapa
c.) Tidak ada
Makanan yang dikonsumsi dibungkus kertas / plastik ?
a.) Tidak
b.) Beberapa
c.) Semuanya
|
0
10
20
30
0
5
10
0
10
0
10
20
0
10
20
0
10
20
Sub–Total : 50
|
F.
1.
|
Sampah
Jika saya membuang seluruh sampah hari ini, seberapa besar tempat
sampahnya ?
a.) Peti kayu
b.) Kotak sepatu 2x 20
c.) Secangkir
d.) Tidak ada sampah
|
30
40
5
0
Sub–Total : 30
Total 1 = 175
|
G.
|
Ruang Tinggal
Hitung dalam satuan meter persegi ruang indoor yang diperlukan dalam
keseharian, termasuk semua ruangan dirumah (termasuk garai, sekolah (kantin,
kelas), kantor (ruang kantor pribadi, area kerja, toilet). Bagi luas total
ruangan dengan jumlah orang didalamnya
Contoh :
Living Space Averages
Educ.Space / Per Student
Ave Dorm Space – 25 sq m Classroom
and Lab – 30 sq m
Ave Apt. Space - 35 sq m Administration – 3 sq m
Other – 5 sq m
Add up “a-d” for “Total Square
Meters”
( 1 sq. meter = 10 sq. feet)
a)
“Home” sq. meters = 240
Divided by # of people = 60
b)
Schools sq. meters =_________________ sq. meters
Divided by # of people = _____________ sq. meters
c)
Office sq. Meters = 200
Divided by # of people = 25
d)
Other sq. meters = ________________ sq. meters
Divided by # of people = ___________ sq. meters
|
Total 2 = 85
|
TOTAL KESELURUHAN = (Total 1 +
Total 2) X 3
= (175 + 85) X 3 = 780
Anda telah menghitung total dari “tiga” tipikal dari keseharian anda.
Sekarang ubah total keseluruhan tersebut menjadi jejak ekologis pribadi anda,
menggunakan rumus dibawah :
Total keseluruhan
dibagi 100 = Jejak Ekologis anda dalam satuan hektar
Jejak Ekologis Pribadi
= 780 / 100 = 7,8 hektar.
|
KESIMPULAN
Ecological Footprint dapat digunakan
sebagai ukuran prestasi kita dalam mendukung keberlanjutan bumi ini, dan
menjadi indikator terbaik dan efisien dalam mendukung keberlanjutan kehidupan.
Alat ukur ini menjadi penting dalam konteks untuk mengetahui apakah kegiatan
konsumsi yang kita lakukan masih dalam batas daya dukung lingkungan ataukah
sudah melewatinya, dengan kata lain masih dalam surplus ataukah sudah dalam
defisit (penurunan kualitas) ekologi.
JEJAK EKOLOGIS
PRIBADIKU SEBESAR 7,8 HEKTAR.
DAFTAR PUSTAKA
Monfreda,
C., M. Wackernagel and D. Deumling. "Establishing national natural
capital accounts based on detailed Ecological Footprint and biological capacity
assessments." Land Use Policy 21 (2004): 231-246.
Pembangunan
Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Rafika Aditama.
Wackernagel,
Mathis and W. Rees. Our Ecological Footprint. Gabriola Island, BC: New Society
Publishers, 1996.
"Global
Footprint Network Homepage." Global Footprint Network. www.footprintnetwork.org
Suharto, E.
2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis